Cinta Dalam Arti Sesungguhnya

Dalam Khadizt yang diriwatkan bukhari dan muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda “La yu’minu ahadukum hatta akunu ahabba ilaihi min waalidihi wa waladihi wannasi ajmayin.” tidaklah beriman seorang diantara kalian sampai dia mencintai aku lebih dari cintanya kepada anaknya orang tuanya & manusia semuanya.

Iman yang terkandung dalam Khadizt ini adalah Kesempurnaan Iman, artinya jika diantara kita masih mencintai orang lain melebihi cinta pada Nabi Muhammad SAW. Bukanlah mereka lantas menjadi kafir atau keluar dari islam. Namun dia berdosa, karena yang dimaksudkan adalah kesempurnaan Iman yang wajib. Jadi wajib bagi setiap muslim untuk mencintai Nabi Muhammad SAW lebih dari segala sesuatu dan pada siapapun.

Dalam Riwayat Al bukhari yang lain, disebutkan bahwasannya, Umar Bin Khattab RA berkata kepada Nabi Muhammad SAW, “Wahai Rasulullah sungguh engkau lebih aku cintai lebih dari segala sesuatu kecuali dari diri saya sendiri.” Rasulullah menjawab “tidak wahai Umar, demi Allah yang jiwaku berada ditangannya sampai engkau menjadikan aku lebih engkau cintai dari segala sesuatu termasuk dari dirimu sendiri.” Maka Umar Bin Khattab mengatakan “sekarang wahai Rasulullah sunguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu termasuk dari diriku sendiri.” Lalu Rasulullah berkata “sekarang wahai umar baru benar.”

khadizt kedua menjelaskan bahwasanya yang dimaksud dengan cinta dalam khadizt ini adalah cinta dalam arti sesungguhnya. Bukan hanya sekedar pengagungan, karena mengagungkan itu lebih mudah dari pada mencintai dan Nabi Muhammad SAW layak untuk dicintai lebih dari segala sesuatu.

Karena faktor penyebab cinta seseorang kepada orang lain ada tiga. Pertama fisik (dhohir) misalnya paras yang cantik atau rupawan dan bisa saja pada suara yang indah. Faktor kedua adalah Batin atau Internal misalnya karena keshalehan seseorang atau ilmunya yang tinggi. Adapun faktor ketiga adalah faktor Jasa. Faktor ketiga ini adalah faktor yang ada pada diri Nabi Muhammad SAW dengan tingkatannya paling tinggi.

Jasa Nabi Muhammad SAW dalam menebarkan hidayah untuk umat akhir zaman jauh lebih tinggi dari jasa siapapun. Bahkan lebih besar dari jasa ibu kita sendiri yang berbulan-bulan mengandung, mendidik dan membesarkan kita dengan penuh kasih sayangnya. Seandainya ibu kita telah memberikan cintanya kepada kita sepenuhnya dan menjalankan tugasnya tanpa berkurang sesuatupun namun apalah artinya jikalau kelak kita tidak masuk surga, semua jasa itu akan sia-sia dan Nabi Muhammad SAW sebab yang telah Allah SWT pilih agar kita dapat masuk surga serta merasakan kebahagiaan di alam keabadian.

Maka sudahkah Anda mencintai Nabi Muhammad SAW lebih dari cinta Anda kepada anak, orang tua dan harta duniawi ? Anda tidak punya jawaban lain kecuali Iya. Karena jawaban tidak membuat Anda berdosa, Mari kita menjadi seperti sahabat ummar bin khotob yang berkata “wahai Rasulullah sunguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu termasuk dari diriku sendiri.” Jadikanlah cinta Anda kepada Nabi Muhammad SAW cinta yang paling besar, dengan begitu Insyallah Anda akan mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKBP URI NURTANTI ISTIWIDIYATI, SIK, M.Si KAPOLRES PATI

Dodi Dharma Cahyadi

PENEMUAN SITUS SEJARAH DI DESA PILANGREJO