Pemeliharaan Broiler


  • Kandang dan Peralatannya
Kandang yang digunakan dalam pemeliharaan broiler ini adalah 2 unit kandang dengan system lantai litter. Kandang memiliki ukuran masing-masing 28 × 7 x 2,5 meter. Kandang ini terbuat dari kombinasi beton dan bambu dan dindingnya terbuat dari kawat burung. Lantai kandang dialasi sekam setebal 5 cm – 10 cm.
Peralatan-peralatan yang digunakan dalam masa pemeliharaan, terdiri dari 4 buah brooder gas, 4 buah tabung gas elpiji, 120 tempat pakan yang terdiri dari 40 tempat pakan besar dan 80 tempat pakan sedang, 80 buah tempat minum ukuran besar, 2 buah gayung yang digunakan sebagai alat bantu memasukan pakan kedalam tempat pakan, 2 buah alat semprot yang digunakan sebagai sanitasi kandang, 4 buah gentong untuk menampung air ukuran 50 liter dan 60 liter, pagar bambu setinggi 40 cm sebagai penyekat kandang pada masa stater, 1 buah sekop digunakan sebagai alat pembalik sekam atau liter agar tetap kering, selang, tirai sebagai penutup kandang untuk mengatur suhu dalam kandang sehingga ayam merasa nyaman di dalam kandang, pipa 28 meter dan selang untuk mengalirkan air minum.
Masa pemeliharaan ayam broiler ini membutuhkan perlengkapan di dalam kandang yang terdiri dari 9 buah bola lampu yaitu 2 buah lampu 100 watt, 3 buah 40 watt, 1 buah 10 watt, 1 buah 15 watt, 2 buah 18 watt yang digunakan sebagai penerangan dalam kandang, 1 buah thermometer minimum–maksimum, 2 buah thermometer ruangan yang digunakan sebagai alat pantau suhu dalam ruangan kandang.
  • Persiapan Kandang
Persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum DOC masuk kandang terdiri dari :
  1. Kandang dan peralatannya didesinfektan dengan tujuan agar virus dan bakteri yang berada pada kandang dan peralatan kandang dapat dimatikan. Proses densikfektan ini menggunakan larutan formalin yang dicampur dengan air bersih dengan perbandingan dosis pemakaian 50 ml formalin : 22 liter air.
  2. Lantai kandang diberi sekam setebal ± 5 cm, kemudian langsung didesinfektan dengan larutan campuran formalin dan air dengan dosis pemakaian yang sama dengan dosis pada waktu desinfektan kandang dan peralatan.
  3. Ventilasi kandang kemudian ditutup dengan tirai yang terbuat dari plastik, tirai plastik dipasang supaya dapat dibuka atau ditutup dengan cara menggulung dari atas ke bawah. Hal ini bertujuan agar memudahkan peternak untuk mengatur keluar masuknya udara sehingga broiler tetap nyaman di dalam kandang. Penutupan tirai pada masa DOC ini, bertujuan untuk mengatur kondisi suhu kandang agar menyerupai kondisi induknya.
  4. Membuat kandang brooder dengan bentuk segi empat dan bersekat untuk memudahkan pelebaran pada saat ayam tumbuh besar.
  5. Menyiapkan alat pemanas dalam kandang (brooder) dan digantung dengan ketinggian 1 m dari permukaan litter. Alat pemanas tersebut harus dicek 1–2 hari sebelum ayam datang untuk menghindari adanya kebocoran minyak dan harus dinyalakan 5 jam sebelum DOC datang supaya pada saat ayam masuk ke kandang brooder suhunya sudah ideal (± 350C).
  6. Sebelum DOC disebarkan secara merata di kandang brooder, diatas lantai sekam dilapisi ketas koran 3 lapis tujuannya supaya DOC tidak memakan sekam yang dapat menyebabkan kematian pada DOC. Lapisan koran diambil atau dibuang satu persatu bila kotoran ayam sudah banyak (membasahi koran).
  7. Membuat air gula untuk mengurangi dehidrasi saat DOC tiba, dengan perbandingan 4 kg gula kelapa : 8 liter air.
  8. Di dalam kandang brooder dipasang bola lampu dengan tujuan sebagai penerangan untuk memudahkan DOC mencari tempat pakan di tempat pakan dan minum di tempat minum serta peternak lebih mudah untuk mengawasi keadaan ternak.
  9. Tempat pakan dan air minum di tempatkan secara selang – seling dengan arah berbaris memanjang dan berderet ke samping. Penempatan tempat pakan dan air minum diatur sedemikian rupa sehingga mudah di jangkau oleh ayam dan tidak terlalu dekat dengan pemanas. Jumlah tempat pakan dan air minum disesuaikan dengan luas kandang.
  • Kegiatan Utama Yang Dilaksanakan
Hal–hal utama yang dilakukan pada saat DOC datang dan selama pemeliharaan broiler adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan larutan gula dengan perbandingan 4 Kg gula : 8 liter air yang bertujuan untuk mengembalikan energi dari DOC yang hilang pada saat perjalanan ketempat pemeliharaan. Perlu diketahui pemberian air gula ini diberikan selama 4 jam dari awal DOC datang.
2. DOC yang baru tiba langsung dimasukkan ke dalam kandang brooder dengan cara menebar DOC secara merata.
3. Melakukan penimbangan DOC untuk mencari berat badan awal dan selanjutnya penimbangan dilakukan setiap pagi sampai produksi pemeliharaan berakhir. Untuk data harian diambil sampel sebanyak 25–30 ekor untuk ditimbang sehingga dapat diketahui rata–rata pertambahan berat badan/hari.
4. Pemberian pakan sedikit demi sedikit pada tahap awal atau masa brooder, pakan yang diberikan sebanyak ¼ gayung dan bila cepat habis dapat diberikan ½ gayung, pemberian pakan dilakukan 4 – 6 kali selama 24 jam. Pakan disebarkan diatas tempat pakan dan sedikit di atas koran.
5. Pemanas di kandang brooder dinyalakan 24 jam selama 7 hari. Pada hari ke-1 sampai hari ke-7, bila terlalu panas atau jumlah anak ayam yang painting (megap–megap) mencapai 60–75% maka pemanas dikecilkan atau dimatikan salah satu, tapi bila anak ayam tampak bergerombol mendekati alat pemanas maka pemanas dapat dinyalakan semua. Pada intinya suhu ideal yang dibutuhkan ayam dikandang brooder dari umur 1–7 hari 350C dan menurun 30C setiap minggunya sehingga pada minggu ke-5 ayam hanya membutuhkan suhu sekitar 240C.
6. Tirai kandang ditutup sampai anak ayam berumur 1 minggu dan setelah itu dapat dibuka setengahnya atau semua bila banyak ayam yang painting dengan cara menggulung bagian atas tirai. Mulai hari ke-14, pada malam hari tirai kandang dapat dibuka ¼ pada bagian atas.
7. Pertumbuhan ayam diamati dan masalah yang timbul seperti ayam cacat atau sakit maka harus dipisahkan (culling) dan diletakkan pada kandang afkir. Ayam yang mati dicatat setiap hari dalam Catatan Harian Broiler termasuk jumlah pakan yang dikonsumsi setiap hari serta jenis obat yang diberikan melalui air minum.
8. Vaksinasi yang dilakukan pada ayam umur 7 hari diberikan vaksinasi NDH (larutan dapar) melalui tetes mata, vaksin GM 97 diberikan pada ayam umur 14 hari dengan cara di campur pada air minum, vaksinasi NDLS pada ayam umur 21 hari diberikan dengan cara mencampur vaksin dengan air minum kemudian didiamkan selama 1 menit lalu dimasukkan ke tempat minum, pada saat divaksin NDLS ayam dipuasakan selama 1 jam pada pukul 08.00 pagi sampai 09.00 pagi, pada ayam pemberian antibiotik diberikan pada ayam umur 1-3 hari dengan cara dicampur air minum lalu dimasukkan ke tempat minum ayam. Pemberian vaksin dilakukan pada pagi hari.
9. Sanitasi kandang dilakukan dengan membersihkan kandang dan areal sekitar kandang karena kotoran yang mengandung amoniak tinggi dapat mencemari udara dalam kandang. Sanitasi juga dilakukan dengan penyemprotan menggunakan desinfektan Enromas dengan dosis 1 ml : 1-2 liter air.
10. Membalik sekam atau mengganti sekam yang basah, tujuannya untuk mengurangi amonia dalam kandang dan terjadinya lepuh dada, karena dapat menyebabkan menurunnya kualitas karkas ayam tersebut.
11. Mencuci tempat air minum minimal dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore.
  • Ransum dan Obat–obatan
Pada pemeliharaan ayam broiler ini, ransum yang diberikan adalah ransum konsentrat, diproduksi oleh PT. WONOKOYO JAYA CORP. Ransum terdiri atas dua jenis pakan yaitu BR-1 berbentuk crumble untuk ayam yang berumur 1–21 hari dan BR-2 berbentuk pellet, untuk ayam yang berumur 22–35 hari. Perbedaan antara kedua jenis ransum ini adalah bentuk fisiknya dan kandungan proteinnya. Komposisi nutrien pakan BR-1 dan BR-2 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi ransum SB 11 dan SB 12
Komposisi Ransum
BR-1(1) Starter (%)
Standart Starter (%)
BR-2 (1) Finiser (%)
Standart Finiser (%)
Kadar AirProtein Kasar
Lemak Kasar
Serat Kasar
Abu
Kalsium
Phospor
Coccidiostat
Antibiotik
Max 12
Min 21
Min 5
Max 4
Max 6,5
0,9 -1,2
0,7-0,9
+
+
14(2)
23,2(3)
2,5(2)
3-8(3)
7-10(3)
1(3)
0,5(3)
-
-
Max 12
Min 19
Min 5
Max 4,5
Max 6,5
0,9-1,2
0,7-0,9
+
+
14(2)
18-22(4)
2-7(4)
5,5(4)
5-8(4)
0,9-1,2(4)
0,7-1,0(4)
-
-
1. Brosur makanan ternak PT. Wonokoyo Jaya Corp.             3. Standart NRC (1984)
2. Murtidjo B. A (2003) 4. Standart Nasional Indonesia (1995)
Pemberian ransum ayam pada umur 1-7 hari, diberikan 4-6 kali cara pemberiannya sedikit demi sedikit, tetapi selalu tersedia di tempat pakan. Tempat pakan pada umur tersebut diletakkan pada lantai kandang (tidak digantung). Sedangkan pada ayam berumur 12-14 hari tempat pakan mulai digantung, tinggi tempat pakan dan tempat minum disesuaikan dengan umur ayam yaitu sejajar dengan punggung ayam sehingga dapat dijangkau oleh ayam. Pemberian pakan dilakukan secara ad libitum, begitu juga pemberian air minum dilakukan secara ad libitum.
Pencegahan dan pengendalian penyakit dilakukan dengan cara melakukan desinfektan pada kandang pemeliharaan, vaksinasi dan pemberian vitamin tambahan. Semua persediaan obat-obatan dan vaksin berasal dari PT. Medion.
Jenis vitamin yang diberikan adalah Vitachicks (vitamin, mineral, antibiotic) dosis/aturan pakai 5 gram Vitachicks dilarutkan dalam 7 liter air minum dan diberikan selama tiga hari dalam seminggu, Clorin (untuk mencegah e. coli) dosis/aturan pakai 8 gram clorin dilarutkan dalam 100 liter air minum. Vaksin yang diberikan yaitu vaksin tetes mata NDH (larutan dapar) pada umur 6 hari, vaksin GM 97 (Hipragumboro-GM 97) pada umur 14 hari dengan cara dicampur pada air minum, kedua vaksin itu berfungsi untuk mencegah virus ND dan radang pernafasan serta gumboro. Pada umur 21 hari diberikan vaksin NDLS (Medivac La Sota) melalui air minum yang sebelumnya telah dicampur dengan clorin, fungsinya untuk mencegah virus ND. Waktu fumigasi/penyemprotan kandang, vaksinasi dan pengobatan ternak dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Jenis obat dan vaksin yang diberikan untuk ayambroiler umur 1–32 hari untuk 2000 ekor
Umur (Hari)
Program Kesehatan
Dosis dan Cara Pemberian
1-3
Neo meditril (pagi) dan Vita chick (sore)
15 ml air +15gr neo meditril (dalam air minum)
4-6
Vita chicks
20gr Vita chick +15 lt air
7
Medivac ND-IB
Vaksinasi tetes mata, tetes mata 1 dosis/ekor
8-10
Air putih
Air minum
11
Hipragumboro 97
1dosis / ekor
12-14
Air putih
Air minum
15-16
Vita chick
20gr Vita chick +15 lt air
17
Medivac ND La Sota
20 lt Air + 40 gram med milk
18-20
Neo meditril (pagi) dan Vita chick (sore)
15 ml air +15gr neo meditril (dalam air minum)
21
Cevac IBDL
100 ml / 100 liter air
22- 24
Vita chick
20gr Vita chick +15 lt air
25-27
Air Putih
Air minum
28
Vita chick
20gr Vita chick +15 lt air
29-32
Air putih dan vita chick
Air minum plus 20 gram vita chick dengan dosis ½ liter
  • Hasil
Feed Consumtion Ratio (FCR) adalah konsumsi ransum dibagi dengan pertambahan berat badan ternak. FCR diperlukan untuk mengetahui rata–rata konsumsi pakan ternak/ekor.
FCR = Konsumsi ransum / Pertambahan Berat badan
= 2487 / 1725
= 1,44
Mortalitas selama masa pemeliharaan (0-32 hari)
Mortalitas = Jumlah Kematian / Jumlah awal Ayam   x 100%
= 133 / 4000 x 100%
= 3,32 %
  • Analisis Ekonomi
A. Investasi
1. 2 Kandang ukuran @7 m x 28 m x 2,5 m Rp. 80.000.000,-
2. Peralatan dan perlengkapan kandang Rp. 4.388.000,-
Rp 84.388.000,-
B. Biaya Tetap (Fixed Cost)
1. Biaya penyusutan kandang(diasumsikan kandang bisa digunakan selama 10 tahun dan 6 periode/th) Rp. 1.333.333,-
2. Biaya penyusutan peralatan dan perlengkapan kandang (diasumsikan bisa digunakan selama 5 tahun) Rp. 146.270,-
Rp. 1.479.603,-

C. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)

1. Pakan BR 1 78 sak X @ Rp. 180.550,-/ sak Rp. 14.082.900,-
2. Pakan BR 2 121 Sak X @ Rp 180.000,-/ sak Rp. 21.780.000,-
3. DOC 4000 ekor X @ Rp. 2.800,- Rp. 11.200.000,-
4. Obat-obatan, dan vaksin Rp. 450.000,-
5. Minyak Tanah 41,5 lt x Rp. 3.500, Rp. 145.250,-
6. LPG 4 tabung x Rp. 53.000,- Rp. 212.000,-
7. Sekam + transport Rp. 334.000,-
8. Larutan gula 2 kg x @ Rp. 6.000,- Rp. 12.000,-
9. Listrik (diasumsikan / periode ) Rp. 100.000,-
10. Air PAM ( diasumsikan / periode ) Rp. 60.000,-
11. Upah Tenaga Kerja Rp. 400.000,-

Rp. 48.776.150,-

D. Perhitungan Pendapatan Selama 1 Periode
Harga jual ayam / kg berat hidup = Rp. 12.000,-
Mortalitas 3,32 % sehingga sisa ayam hidup sebanyak 3.867 ekor
Berat badan siap dipasarkan 1,725 kg/ekor
E. Penerimaan :
Hasil penjualan ayam 3.867 ekor x 1,725 kg x Rp. 12.000,-Rp. 80.046.900,-
Total Penerimaan Rp. 80.046.900,-
F. Biaya Produksi
1. Total Variable Cost (TVC) Rp 48.776.150,-
2. Total Fixed Cost (TFC) Rp. 1.479.603,-
Rp. 50.255.753,-
G. Margin Kotor = Total Penerimaan – Variable Cost
= Rp. 80.046.900,- – Rp. 48.776.150,-
= Rp. 31.270.750,-
H. Margin Bersih = Total Penerimaan – Total Biaya Produksi
= Rp. 80.046.900,- – Rp. 50.255.753,-
= Rp. 29.791.147,-
I. BEP ( “Break Even Point” ) rupiah = Rp. 49.320.100,-
J. BEP (ekor) = 4.110
K. R/C (Revenue Cost Ratio = 1,59
Jadi untuk setiap Rp. 1,- modal yang dikeluarkan, maka modal yang akan diterima kembali sebesar Rp. 1,59,-. Hal ini menunjukkan pemeliharaan broiler mengalami keuntungan sebesar Rp. 0,59,- setiap Rp. 1,- penanaman modal atau Rp. 59,- setiap Rp. 100 penanaman modal.
  • Pembahasan
Ayam broiler yang dipelihara selama 32 hari memiliki berat badan rata–rata pada saat panen 1,725 kg/ekor. Hal ini sesuai dengan pernyataan Siregar et al. (1982) bahwa broiler dikhususkan untuk memproduksi daging dan sudah bisa dijual pada umur 5 minggu dengan kisaran bobot badan 1,3–1,8 kg.
Pada pemeliharaan broiler ini, pemberian pakan dilakukan 4 – 6 kali selama 24 jam. Hal ini sangat sesuai dengan pernyataan Zainal Abidin (2002), bahwa dari beberapa hasil penelitian disarankan pemberian pakan 4-5 kali sehari secara rutin dan tanpa pembatasan, termasuk pada malam hari. Kemudian ditambahkan lagi, bahwa pengurangan konsumsi sebesar 3 gram per hari bisa menyebabkan penurunan laju pertumbuhan berat badan mencapai 3-4 %. Jadi pakan harus selalu tersedia secara ad-libitum agar pertumbuhan ayam dapat optimal.
Air minum pada pemeliharaan ayam broiler, menggunakan air sumur yang diberi secara otomatis dan ad libitum. Penggunaan air PAM (Perusahaan Air Minum) tidak terlalu dianjurkan, karena tingginya kadar kaporit dalam air bisa menurunkan daya cerna dan daya serap pakan (Zainal Abidin, 2002). Maka dari itu sebaiknya sumber air minum ayam berasal dari sumber lain, namun jika tidak ada, air PAM (Perusahaan Air Minum) dapat digunakan setelah diendapkan selama satu malam atau disaring menggunakan alat penyaring khusus.
Kandang yang digunakan ada 2 masing-masing berukuran 28 × 7 meter, sehingga diperoleh luas kandang 392 m2. Menurut Zainal Abidin (2002), kepadatan kandang 10 ekor/m2 memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan ayam. Maka untuk pemeliharaan ayam 4000 ekor, luas kandang idealnya adalah 400 m2. Kandang yang digunakan peternakan ini luasnya 392 m2, maka kandang ini sudah cukup ideal untuk pertumbuhan ayam.
Dari hasil PKM, pakan yang dihabiskan oleh setiap ekornya adalah 2.487 gr/ekor, pertambahan berat badan broiler selama masa pemeliharaan adalah 1.725 gr/ekor, FCR rata-rata/ekor adalah 1,44. Hal ini membuktikan bahwa ayam broiler yang dipelihara sudah efisien dalam penggunaan ransum karena FCR yang ditentukan oleh perusahaan PT. Wonokoyo Jaya Corporation Indonesia selama 33 hari adalah 1,56. Anggorodi (1990) menyatakan bahwa semakin rendah nilai FCR maka semakin tinggi tingkat efisiensi penggunaan ransum.
Tingkat kematian ayam (Mortalitas) selama pemeliharaan adalah 3,325 %, tingginya tingkat kematian ayam pada masa pemeliharaan ini, dikarenakan temperatur lingkungan yang tidak stabil, cuaca yang mudah berubah–ubah (musim hujan) sehingga mengakibatkan ayam mudah stress, konsentrasi amonia meningkat dalam kandang akibat feces dan urine ayam yang menumpuk, dan diduga adanya kandungan bakteri E. Colli dalam air minum yang dapat menginfeksi ayam, hal ini disebabkan kurang higienisnya air minum yang diberikan.
Break event point” (BEP) dalam rupiah yang diperoleh pada periode pemeliharaan broiler ini, adalah Rp 49.320.100 dan BEP ekornya sebanyak 4.110 ekor. Maka dalam pemeliharaan broiler ini dapat mencapai titik impas (tidak untung dan tidak rugi) jika ayam yang dipelihara sebanyak 4.110 ekor dengan pendapatan sebesar Rp. 49.320.100. Sedangkan total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 80.046.900,- dan total biaya produksi sebesar Rp. 50.255.753,-, maka dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan broiler ini mengalami keuntungan.

Komentar

  1. agen sabung ayam terpercaya indonesia
    Bonus Cashback 5% - 10 % Setiap Minggu / Bonus Deposit Pertama 10%
    Minimal Deposit IDR 50.000,- Raih & Menangkan Jutaan Rupiah..
    Daftar >> Deposit >> Withdraw Sekarang Juga Di Website bolavita1.com
    Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
    Telegram : +62812-2222-995 / https://t.me/bolavita
    Wechat : Bolavita
    WA : +62812-2222-995
    Line : cs_bolavita

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKBP URI NURTANTI ISTIWIDIYATI, SIK, M.Si KAPOLRES PATI

Dodi Dharma Cahyadi

PENEMUAN SITUS SEJARAH DI DESA PILANGREJO